Senin, 03 Maret 2008

LAWATAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA SEBAGAI LANGKAH PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN SEJARAH

LAWATAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA SEBAGAI LANGKAH PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN SEJARAH
Oleh : Eko Pujiono, S.Pd[1]

Perlunya Belajar Sejarah dengan Teknologi
Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang identik dengan cerita sehingga banyak anggapan yang muncul dan banyak respon yang mengatakan bahwa sejarah cenderung membosankan hal itu disebabkan :
Guru kurang bisa mengembangkan materi sehingga terkesan monoton
Tidak ada visualisasi yang memberikan gambaran bagi siswa.
Terlalu banyak mencatat dan menekankan pada hafalan.
Penggalian sumber materi yang tidak maksimal dan hanya mengandalkan pada buku teks
Berdasarkan alasan diatas tugas kita sebagai guru mengubah persepsi dan memberikan warna bagi metode pembelajaran sejarah sehingga lebih variatif. Begitu banyaknya materi membuat siswa sangat sulit memahaminya apalagi tren yang disajikan oleh kurikulum Indonesia, siswa di hadapkan pada puluhan bidang studi yang saling mempunyai tuntutan. Adanya kebijakan UAN membuat siswa mengambil skala prioritas dan menempatkan sejarah pada tempat yang kurang diuntungkan. Adalah tugas kita sebagai guru untuk mengambil langkah langkah yang optimal dalam menyampaikan materi, salah satu pilihan metode pengajaran Sejarah adalah menggunakan Multimedia seperti CD atau LCD dan Internet sehingga menciptakan kesan hidup dalam pelajaran.
Media diartikan sebagai alat untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan pesan pengajaran. Heinich dkk mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi atau sumber dan penerima. Oleh karena itu televisi, film, foto, peta yang diproyeksikan , bahan cetakan atau liputan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran[2]. Media pembelajaran pada prinsipnya adalah sebuah proses proses komunikasi yakni proses penyampaian pesan yang diciptakan melalui suatu kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap peserta didik.
Berdasarkan metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Prof. Susanto Zuhdi, kami mencoba untuk mengetengahkan metode pendukung gagasan dari prof. Susanto Zuhdi. Penggunaan multimedia di era informasi merupakan kebutuhan mutlak dan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya lebih efisien, murah dan dilakukan kapanpun serta informasinya sistematis. Pengajaran dapat berjalan dengan baik apabila diimbangi dengan interaksi guru dan murid tidak semata mata hanya mengandalkan keunggulan teknologi tetapi juga mengedepankan kemasan yang mengkolaborasikan antara indera pandang, dengar dan bicara. Para ahli memiliki pandangan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar sedangkan 5% lainya melalui indera yang lain[3]. Sementara itu Dale memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengan sekitar 13% dan melalui indera lainya adalah 12% [4]. Berdasarkan atas data tersebut maka kami beranggapan bahwa dengan multimedia dapat menciptakan hasil yang maksimal bagi pembelajaran Sejarah.
Berikut ini adalah keuntungan Metode Pembelajaran sejarah secara online :
Membantu memunculkan pertanyaan siswa secara luas
Tidak terbatas pada lingkup geografis bahkan kita dapat melihat secara langsung bagaimana keadaan alam situs atau cagar budaya contoh dengan Google Earth
Siswa dapat mengakses secara langsung situs yang bersangkutan dibelahan bumi manapun
Tidak membutuhkan keahlian khusus cukup dengan keahlian dasar computer kita dapat berinteraksi dengan siswa atau sesame siswa
Sangat efektif karena kita mendapatkan informasi yag beragam tanpa banyak waktu dan aktivitas pergerakan dan tidak terbatas waktu
Guru dapat memantau aktivitas siswa tanpa khawatir siswa akan membuka materi selain sejarah contoh Server menggunakan program Net Op
Belajar Sejarah bukan saja suatu aktivitas untuk menghafal tetapi dibutuhkan intelegensi untuk memaknai setiap peristiwa, yang mengandung pesan moral kadang terdapat ajaran kewarganegaraan[5] yang dituntut dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar siwa. Internet menyajikan suatu tawaran yang menarik yang memberikan informasi lebih selain itu memungkinkan kita untuk masuk ke dalam komunitas atau jaringan belajar pada bidang tertentu minimal jaringan yang kita rintis adalah kelas dimana siswa tersebut ada karena didalam internet sangat memungkinkan kita untuk meng”Share” setiap informasi baru yang didapat. Selain keunggulan diatas tidak dapat kita pungkiri bahwa model pembelajaran ini juga memmpunyai kekurangan dan kelemahan diantaranya :
Siswa mudah sekali beralih perhatianya karena terkadang ada sesuatu yang menarik disaat kita sedang ‘ Surfing” sehingga materi tidak maksimal
Diperlukan guru yang paham teknologi karena permasalahan yang muncul justru banyak bersentuhan dengan hal hal teknis.
Sangat tergantung dengan peralatan, listrik ataupun fasilitas pendukung lainya.

Teknik Lawatan sejarah secara Online
Bagaimana kita mengkolaborasikan teknologi dengan materi sejarah..? Pada dasarnya tujuan kita mengkolaborasikan teknologi internet adalah untuk mendapatkan informasi lebih dibandingkan dengan buku. Kita mendapatkan gambaran visual yang lebih jelas sehingga siswa tidak hanya membayangkan tanpa sketsa. Hal yang penting dalam model pembelajaran ini adalah mengetahui situs situs yang dapat memberikan informasi, tidak hanya situs yang dibangun oleh instansi seperti halnya museum atau Dinas Pariwisata setempat tetapi dapat kita manfaatkan dengan membuka Ekslopedia elektronik seperti halnya Wikipedia atau Situs materi pendidikan seperti E-dukasi.net. Kita diharapkan memberikan keleluasaan siswa untuk menggali informasi sedalam dalamnya sehingga mungkin saja kita akan mendapatkan informasi yang belum kita ketahui. Guru bertugas sebagai mediator dan fasilitator juga tempat bertanya siswa. Secara praktis teknik yang dapat kita terapkan adalah :
Perintahkan siswa untuk membuka situs esklopedia elektronik yang tersedia contoh Wikipedia
Guru menjelaskan tentang materi pelajaran sejarah contoh Perang Diponegoro
Perintahkan siswa untuk membuka Google Earth, Carilah tempat dimana perang diponegoro berlangsung, siswa ditugaskan untuk menganalisis keadaan geografi dengan strategi perang yang diambil Diponegoro.
Siswa diperintahkan untuk menggali informasi melalui Wikipedia.
Siswa diperintahkan mencatat hal hal yang tidak ada dalam buku, serta mencatat segala sesuatu permasalahan untuk ditanyakan
Jalinlah situasi interaktif dengan siswa , tanyakan apa yang didapat dari aktifitas surfing, siswa ditugaskan untuk menyimpulkan
Kegiatan diatas dapat ditambah secara detail dengan menggali dari situs lain yang relevan.
Teknik konvensional diatas adalah teknik yang paling lazim akan tetapi pembelajaran Sejarah secara online ini dapat kita kolaborasikan dengan beberapa model pembelajaran ;
Pembelajaran Sejarah Online dengan model Jigsaw ( model Tim Ahli )
v Kelompokan siswa kedalam 4 anggota tim
v Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
v Tiap orang dalam tim diberi keleluasaaan untuk menggali informasi sesuai tema yang ditugaskan kepadanya melalui situs yang relevan
v Anggota tim yang lain (4 tim) yang mendapatkan tema sama bertemu dan memecahkan permasalahan yang ada. Apabila diperlukan untuk menggali informasi yang lain maka anggota dengan tema yang sama bersama sama mencari informasi di Internet
v Setelah selesai berdiskusi tim ahli kembali ke kelompoknya dan menjelaskan secara bergantian.
v Tiap tim ahli menyajikan hasil diskusi didepan kelas dengan fasilitas power point tentunya juga disertakan hasil surfing mereka baik berupa gambar ataupun data.
v Guru memberikan evaluasi
Pembelajaran Sejarah Online dengan model Problem Based Introduction (PBI)
v Guru menjelaskan tujuan pembelajaran . Menjelaskan Logistik yang dibutuhkan dan memberikan motivasi agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah.
v Guru memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa.
v Siswa dipersilahkan untuk mengumpulkan informasi yang sebanyak banyaknya dari situs situs yang relevan
v Siswa menuliskan laporan permasalahan yang diberikan kepadanya bisa dengan bentuk file.
v Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Pembelajaran secara online secara esensi hampir sama dengan lawatan sejarah bahkan ada sisi yang lebih positif. Perbedaan yang mendasar adalah kesan nyata yang didapatkan. Pada Lawatan Sejarah yang langsung siswa disajikan dengan keadaan alam yang nyata. Sehingga siswa dapat mengaguminya dari berbagai sisi.Sedangkan Lawatan sejarah pada situs situs online hanya disajikan dengan pandangan virtual yang terbatas, akan tetapi kami sangat yakin informasi yang disajikan tidak kalah lengkap bahkan cenderung sistematis. Untuk mencapai kesuksesan metode ini tentu juga diperhatikan dari sisi teknis seperti : portabilitas, software yang standar, basis hardware,keamanan, akses, laboratorium yang memadahi tentunya juga guru yang paham teknologi.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas kami mencoba untuk menyimpulkan dalam bentuk perbandingan dengan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran Konvensional
v Guru memainkan peran vital
v Kegiatan terbatas waktu jam pelajaran sekolah
v Informasi terbatas pada penguasaan buku
v Siswa tidak dapat menggambarkan secara gamblang karena hanya diberikan keterangan tekstual dan verbal
Pembelajaran Lawatan Sejarah Online
v Motivasi siswa yang paling menentukan
v Kegiatan tidak terbatas waktu dan murah
v Informasi sangat luas
v Siswa dapat menggambarkan karena internet menyajikan informasi dalam bentuk gambar, peta geografis asli dan peninggalan yang dapat dilihat.
Demikian uraian makalah kami yang terinspirasikan oleh Metode Lawatan sejarah. Semoga berguna bagi pengembangan pelajaran sejarah dan menjadikan para guru sejarah untuk memaksimalkan teknologi.



Daftar Pustaka

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,
Achsin, Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar, ujung Panjang, IKIP Ujung Pandang, 1986
Hidayat,Rudi dkk, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta, Erlangga, 2005
Wilson,M, Panduan Praktis Membuat Situs Pribadi dan Template BLOG, Jakarta, Mediakita, 2007
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang, 2001


[1] Penulis adalah Guru Sejarah SMA Negeri 8 Semarang
[2] Heinich dalam Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,hlm.4
[3] Baugh dalam Achsin, Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar, ujung Panjang, IKIP Ujung Pandang, 1986,hlm 23
[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,hlm.10
[5] Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang, 2001 Hal 3

2 komentar:

Mr. Wiyanto, S.Pd, M.Pd mengatakan...

Wahh... hebat kangmas!...
ternyata duwe blog juga to?
permikiran bagus memang perlu disebarluarkan, ojo dipek dewe...
Sekedar promosi Buka: www.mustwiebagoes.blogspot.com
kapan-kapan kumpul n kitabikin komunitas blog alumni sejah ok?

sang sudra mengatakan...

ha...ha..wah do modern...sempet do ngeblog barang hebat2...